4 Jenis Solar Charge Controller Regulator
Ada 4 jenis PV controller:
1. Shunt2. Single Stage
3. Diversion
4. Pulse width Modulation (PWM)
Shunt PV Controller
Shunt PV controller diciptakan untuk
sistem yang sangat kecil. Mereka menghindari pengisian ulang yang
berlebihan dengan shunting atau sirkuit/lingkaran pendek solar cells saat baterai
sudah terisi penuh. Shunt controller mengawasi tegangan baterai dan
mengalihkan arus dari solar cells melalui power transistor saat nilai
pre-set tegangan tercapai. Transistor bertindak sebagai resistant dan
mengubah arus dari solar cells menjadi panas. Shunt controller memiliki
heat sinks untuk membantu menghilangkan produksi panas.
Shunt controller juga memiliki blocking diode untuk menghindari arus dari arus balik dari baterai ke solar cells pada malam hari.
Shunt controller adalah desain yang sederhana dan tidah mahal. Kelemahannya adalah keterbatasan dalam kapasitas muatan dan persyaratan ventilasi.
Single stage controller menghindari pengisian baterai secara berlebihan
dengan mematikan sakelar dari solar cells ketika tegangan baterai
mencapai nilai yang telah ditentukan. Di luar dari nilai tersebut, arus
dari solar cells akan mengisi baterai.
Single stage controller menggunakan relay atau transistor untuk memutuskan aliran arus pada saat pengisian baterai dan menghindari arus balik pada malam hari, dari baterai ke solar cells. Single stage controller ini kecil dan tidak mahal, dan mempunyai kapasitas muatan yang lebih besar dari tipe shunt. controller.
Controller ini otomatis mengatur arus yang mengalir ke baterai dengan
memonitor tegangan baterai yang sedang diisi, arus yang berlebih
dialihkan ke resistor load. Arus dari solar cells
dapat mengalir ketika tegangan baterai rendah. Saat baterai mendekati
penuh, controller mengalihkan sebagaian arus ke muatan resistors.
Controller Pulse Width Modulation PWM
PWM
controller adalah pengontrol yang saat ini tersedia di pasaran. seperti
namanya menggunakan 'lebar' pulse dari on dan off elektrikal, sehingga
menciptakan seakan-akan sine wave electrical form. Lamanya arus pulse
yang sedang diisi ulang secara perlahan-lahan berkurang sebagaimana
tegangan baterai meningkat, mengurangi rata-rata arus ke dalam baterai.
Maximum Power Point Tracker Controller
MPPT adalah jenis PV controller yang
bagus, dengan karakteristik mendapatkan nilai maksimun daya (maximun
power point) yang dihasilkan oleh solar cells untuk mencharge baterai.
Pada PV controller, tegangan solar cells panel disesuaikan lebih tinggi sedikit dengan tegangan baterai yang sedang dicharge. Sebagai contoh, untuk baterai 12 Volt, maksimu tegangan peak power point solar cells panel adalah sekitar 17-18V. Tanpa MPPT, solar cells panel akan beroperasi di sekitar tegangan baterai. Hasil ini kerugian dari power tenaga yang berasal dari array.
Keuntungan yang sesungguhnya dari MPPT bergantung pada suhu solar cells panel saat beroperasi dan level tegangan baterai. Saat solar cells panel beroperasi pada kondisi dingin, akan dihasilkan tegangan lebih tinggi. Saat tegangan solar cells panel tinggi, ada perbedaan yang sangat besar antara solar cells panel dan tegangan baterai dan itu lebih potensial tenaga yang diperoleh dari MPPT.
Kelebihan MPPT dalam ilustrasi ini: Solar cells
panel ukuran 120 Watt, memiliki karakteristik Maximun Power Voltage
17.1 Volt, dan Maximun Power Current 7.02 Ampere. Dengan PV controller
selain MPPT dan tegangan baterai
12.4 Volt, berarti daya yang dihasilkan adalah 12.4 Volt x 7.02 Ampere =
87.05 Watt. Dengan MPPT, maka Ampere yang bisa diberikan adalah sekitar
120W : 12.4 V = 9.68 Ampere.
Voltage Step Down Controller
MPPT jenis voltage step down controller memperbolehkan tegangan tinggi array terhubung dengan tegangan baterai bank. Sebagai contoh, solar cells 48V terhubung dengan 12V baterai.
1.000 Watt solar cells panel 48 Volt, 20.83A - charge controller - 1.000 Watt 12 Volt tegangan baterai dan menghasilkan 83.33 A.
Tegangan tinggi dengan arus kecil memiliki keunggulan dalam hal penggunaan diameter kabel yang lebih kecil dari solar cells ke PV controller.