Artikel Pengertian dan Definisi Solder
Soldering adalah salah satu method yang digunakan untuk menyambungkan antara satu logam dengan logam lainnya. Menurut temperature yang digunakan, soldering dikelompokkankedalam 3 bagian :
1. Welding :biasadikenldengannamapengelasan. Temperatur yang digunakan lebihbesardari 1300 oC
2. Brazing
:biasanya digunakan untuk menyambungkan antar pipa tembaga seperti pada
produksi kulkas, compressor ataupun AC ( Air conditioner ). Temperatur
yang digunakan diantara 400oC sampai 1300 oC.
3. Solder :biasanya digunakan dalam PCB Assembly dengan maximum temperature 400 oC.Pada bagian ini, kita hanya akan membahas mengenai solder pada PCB Assembly process.
Solder ( dalam PCB Assembly process ) didefinisikan
sebagai pertukaran antara atom yang ada pada kaki komponen ( Tembaga /
Cu ) dengan atom timah ( Sn ) yang membentuk suatu sambungan solder
berupa intermetallic alloy Cu6Sn5dan Cu3Sn.Karena intermetallic alloy
ini demikian keras dan rapuh, maka besarnya solder joint ini harus
dikontrol dalam arti tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil .
Karena itu factor penting dalam penyolderan diantaranya adalah mengenai
besarnya temperature dan lama process penyolderannya.
Tembagadari kaki komponen
|
Cu3Sn
|
Cu6Sn5
|
Timahdaribahan solder
|
Process pertukaranantara atom Cu dan Sn tidak dapat
terjadi apabila diantara keduanya
terdapatpenghalangberupalapisanlogamoksidapadapermukaandasar material
yang akandisolder. Seperti yang sudah diketahui bahwa setiap logam akan
selalu bereaksi dengan oksigen yanag ada diudara terbuka, sehingga
membentuk logam oksida. ( kandungan udara terbuka terdiri atas 78%
Nitrogen, 21% Oksigen, dll ). Logam oksida ini sering disebut dengan
karat logam. Timah Sn dan tembaga Cu, jika diletakkan diudara terbuka
akan membentuk oksida dengan ketebalan sekitar 2 nano meter.
Ada juga logam yang bersenyawa dengan udara membentuk
sulfuric logam.Logam emas Au dan Platina Pt. Sehingga logam ini( emas
dan platina ) tidak pernah berkarat dan dikenal dengan logam mulia.
Jadi sebelum dilakukan penyolderan, bagian permukaan
dari bahan yang akan disolder harus dibersihkan dari lapisan oksida.
Pembersihan lapisan ini bisa dilakukan secara mekanis atau
kimiawi.Kertas gosok bisa digunakan untuk membersihkan lapisan oksida
secara mekanik. Pembersihan secara kimiawi bisa digunakan flux.
Ada 3 kegunaan dari pemakaian Flux ,yaitu :
a. Membersihkan lapisan oksida logam dari base material yang akan disolder
b. Mencegah terjadinya re-oksidasi pada bahan yang akan disolder
c. Memperbaiki spreading dan wetting dari solder. (Pada Eutectic solder, spreading SnPbsebesar 93%.
S
Sedangkanpada lead free solder, spreading hanya sekitar 77%. Karena itu pada lead free solder diperlukan flux lebih besar dengan menaikkan solid contents sebesar 15%.
Flux bisaberfungs iseperti diatas, karena flux
mengandung asam yang memiliki sifat dapat melarutkan logam, termasuk
logam oksida. Untuk Flux base rosin, bahan
dasarnya adalah rosin ( getah pohon pinus ) yang mengandung asam
abietic. Sedangkan pada flux base water, asam yang digunakan dalam asam
inorganic.
Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai process
soldering dalam manufacturing, kita akan pahami mengenai istilah yang
sering digunakan dalam pembahasan soldering secara ilmiah.
1. Wetting :adalah
kejadian dimana sebagian permukaan suatu zat padat bersentuhan dengan
zat cair dan menjadi batas bersama antara zat padat dan zat cair. Pada
process soldering, Zat padat tersebut adalah base logamnya, sedangkan
zat cair adalah larutan solder. Zat cair dikatakan membasahi zat padat
jika sudut contact antara kedua zat tersebut kurang dari 90o. Makan
kecil sudut kontak, tentu wetting akan lebih baik. Dengan adanya
wetting ini, tentu solder ( bahanSn ) bisa melakukan spreading pada
bahan tembaga Cu ( pad ) sehingga terjadi solder joint dengan kaki
komponen. Jika sudut kontak 0o, mak aspreadingnya adalah 100%. Salah
satu fungsi flux adalah menurunkan tegangan permukaan, sehingga sudut
kontak menjadi lebih kecil dan spreading naik.
2. Difusi :adalah proses
pertukaran dan penyebaran atom antara timah Sn dan tembaga Cu untuk
membentuk intermetallic alloy. Besarnya intermetallic bisa mempengaruhi
strength fatigue, konduktivita selektrik, dan ketahanan leaching
3. Kapilaritas
:adalah sifat solder dimana zat cair dapat melakukan penetrasi pada
celah yang sempit. Umumnya ketinggian naiknya solder pada celah sempit
berbanding terbalik dengan besarnya celah tersebut( through hole
).Tetapi ada kejadian dimana pada lebar celah tertentu, kenaikan semakin
rendah. Hal in idisebabkan karena sempitnya celah tersebut menyebabkan
resistansi dariviskositas antara solder dan flux semakin besar. Sehingga
solder tidak bisa naik lebih tinggi lagi.
4. Leaching :adalah
process larutnya zat padat logam ke zat cair logam pada suhu dibawah
titik leburnya. Contoh: Cu memiliki melting point 1083 oCdan digunakan
sebagai base logam kaki komponen. Jika bersentuhan dengan larutan solder
( suhu 240 ~ 260 oC ), maka Cu akan melarut kedalam larutan solder tsb.
Kenaikan jumlah Cu yang tidak terkontrol, akan mempengaruhi hasil
penyolderan. Untuk itu permukaan kontak kaki komponen harus diperkecil
atau solder tersebut juga harus mengandung Cu. Semakin tinggi kadar Cu
akan memburuknya aliran solder ( flowing solder ), sehingga terjadi
banyak solder bridge, icicles dsb. Dan pada saat cooling akan terbentuk
lebih banyak intermetallic alloy yang bersifatkeras, rapuh, lemah secara
mekanis.
5. EuteticAlloy
:adalah alloy komposisi dari dua perpaduan logam sedemikian sehingga
titik lebur ( Liquidus temperature ) dan titikpadat ( solidus
temperature ) temperaturnya sama. (Perpaduan dua logam biasanya
mempunyai liquidus temperature dan solidus temperatu berbeda. ) Untuk
eutectic solder SnPb didapatkan pada komposisi Sn63% - Pb37%.Dalam
solder,apabila komposisi Sn63Pb37 ini tidak digunakan, akan berakibat
surface yang tidak smooth dan bisa menyebabkan crack dan liquation.
6. Liquation :adalah hal dimana pencairan suatu zat padat tidak terjadi pada waktu yang bersamaan. Jika
yang dipakai bukan eutectic solder, pada saat soldering ( solder masuk
ke through hole ), maka solder tidak akan masuk secara merata dan
bersamaan. Yang akan masuk terlebih dahulu adalah yang melting pointnya
terendah yaitu eutectic solder. Sedangkan alloy lainnya( pasty alloy ) akan mampat dipintu masuk celah dan membeku lebih lambat .
7. Lift off :Lepasnya solder fillet dari pad Cu. Hal ini terjadi pada penyolderan through hole dengan dip soldering. Lift off banyak terjadi pada solder yang mengandung Bismuth. Hal hal yang memudahkan terjadinya lift off adalahsbb :
- Pemakain non eutectic solder
- Kaki komponen yang besar
- Papan PCB yangtebal
- Diameter land yang besar
- Cooling rate yang kecil
8. Dross
:adalah oksida timah yang terbentuk dari reaksi antara oksigen dalam
udara dengan timah dalam larutan solder. Semakin tinggi temperaturenya
maka dross yang terjadi semakin banyak. Semakin cepat aliran larutan
solder,semakin banyak dross yang terjadi. Hal ini dikarenakan makin
luasnya permukaan kontak dengan udara. Untuk mengurangi dross, pada
beberapa jenis solder ditambahkan P, Ge atau In. Phosphor akan bereaksi
membentuk oksida P2O5 dan menutupi permukaan solder dari oksidasi
denganudara. Sebaliknya Zn, Sb dan Al akan meningkatkan terjadinya dross
solder.
9. Korosi :adalah
senyawa oksida yang terbentuk jika logam berada diudara terbuka. dan
bereaksi dengan oksigen. Hal ini karena senyawa oksida adalah bentuk
yang paling stabil dari logam. Jenis jenis korosi adalah sbb:
a. KorosiKimiawi, logam bereaksi dengan zat yang ada disekelilingnya dan membentuk senyawa baru. Contoh: CuCO3, Cu(OH)2, PbCO3.
b. Korosi
ELektris( Korosi Galvani ). Korosi ini terjadi antara 2 logam yang
terhubung dan memiliki potensial listrik yang berbeda. Logam dengan
potensial listik yang rendah akan menjadi kutub negative dan akan larut
secara perlahan. Terhubungnya kedua logam tersebut karena adanya larutan
ion halogen atau air atau residue flux diantara keduanya.
10. Migration
:merupakan bentuk khusus dari korosi galvanis. Hal ini terjadi jika PCB
dan komponennya dialiri arus listrik, sedangkan diantara keduanya
terdapat air atau ion halogen. Kutub positif komponen akan menjadi ion
dan melarut menuju kutub negative. Jika hal ini berkelanjutan, maka akan
terjadi hubungan pendek( short circuit ). Keberadaan ion halogen sangat
mempermudah terjadinya migration
11. Creep strengthdan tensile strength :adalah metoda pengujian solder.
Creep strength dilakukan dengan membebani solder
joint dengan bandul 100g ~ 1kg dan kemudian diukur berapa lama solder
joint tsb bertahan.
Untuk Tensile strength: dengan menarik kaki komponen yang tersolder secara paksa sampai kaki komponennya putus.
Untuk eutectic solder creep strength nya adalah kurangdari 300 jam. Sedangkan untuk lead free, lebih dari 1000 jam.