Gel Polimer, Bahan Baku Baru Baterai Lithium
Peneliti dari University of Leeds di Inggris baru-baru ini mengembangkan
polimer baru sebagai bahan baku membuat baterai lithium-ion. Materi
yang digunakan ini memiliki kinerja tinggi, tapi biaya yang lebih
rendah.
Menurut para peneliti, baterai yang dibuat dengan
menggunkan gel baru dengan kepadatan energi yang sama dan kemampuan
penyimpanan sebagai baterai lithium-ion pada umumnya ini ternyata
mengeluarkan biaya yang terbilang lebih kecil dibanding penggunaan bahan
baku lainnya.
Tim peneliti kini tertarik untuk mengedarkan
baterai ini di pasar perangkat elektronik portable. Untuk mencapai
tujuan ini, para ahli mendaftarkan penemuan teknologi terbaru ini pada
perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS), yaitu Polystor Energy
Corporation (PEC).
Ian Ward, salah seorang Profesor riset dan
ahli Fisika, yang merupakan penemu materi baru ini percaya bahwa gel
baru tersebut dapat menggantikan elektrolit cair yang sering digunakan
untuk membuat baterai lithium-ion.
Keuntungan tambahan yang
paling mendasar dari bahan gel yang berasal dari polimer ini dapat
dibuat menjadi film yang lebih tipis. ini merupakan bahan yang canggih
karena berukuran sangat tipis dengan ketebalannya hanya beberapa
mikrometer.
Laptop, kamera digital, ponsel, tablet dan MP3 player
merupakan beberapa perangkat elektronik yang paling portabel saat ini
dan selalu didukung oleh baterai lithium-ion. Jika para peneliti Leeds
berhasil memanfaatkan pasar menjual dengan produk yang sama, namun biaya
lebih rendah, maka mereka akan mendapatkan keuntungan yang besar.
"Gel
polimer terlihat seperti sebuah film yang solid, tetapi sebenarnya
mengandung elektrolit cair sebesar 70 persen," ungkap Ward, seperti
dikutip Softpedia, Minggu (11/9/2011).
Yorkshire Concept & the Engineering and Physical Sciences Research Council merupakan lembaga yang mendanai penelitian ini.
"Ini
dibuat dengan menggunakan prinsip yang sama seperti membuat jelly.
Dalam hal ini ada polimer dan campuran elektrolit. Keduanya membentuk
suatu massa yang solid namun fleksibel," tambahnya.
Proses
manufaktur yang dikembangkan oleh tim peneliti dipatenkan dengan nama
extrusion/lamination, yang terbukti mampu menjepit lembaran gel antara
anoda dan bahan katoda dengan kecepatan melebihi 10 meter per menit.
Lembaran
gel yang dihasilkan oleh gel polimer dipotong ke ukuran yang ditentukan
dan dibentuk ke dalam baterai sesuai nomor dan jenis perangkat
portabel. Karena gel polimer memiliki sifat fleksibilitas, maka baterai
yang baru bentuknya akan lebih menarik dan tidak akan kaku seperti
sebelumnya.