Pelajar SMK Kediri Ciptakan Listrik Solar Cell
Hasil karya pelajar SMKN 1 Kota Kediri bisa dijumpai di lingkungan
Balai Kota Kediri. Yaitu, tiga buah lampu Penerangan Jalan Umum (PJU)
yang terpasang di halaman balaikota dan sebuah lampu penerangan di Rumah
Dinas (Rumdin) Walikota Kediri Samsul Ashar.
Rizqi A.W, salah
seorang pelajar SMKN 1 Kota Kediri yang menjadi bagian dari tim
perakitan mengaku, penggunaan sistem solar cell untuk memproduksi energi
listrik memiliki banyak keuntungan, terutama dari segi ekonomis. Sebab,
dengan sistem pemanfaatan tenaga matahari, maka tidak perlu lagi
‘mengkonsumsi’ listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
“Motivasi
kami adalah ingin menciptakan energi yang ramah lingkungan, lebih
hemat, dan tidak membuang energi yang sudah ada,” ungkap Rizqi. Pelajar
kelas 3 SMKN 1 Kota Kediri jurusan listrik tersebut mengaku, hasil
rakitan mereka sudah dapat dikatakan sempurna, dan bisa dimanfaatkan
secara optimal.
Rizqi menjelaskan, untuk menciptakan sebuah PJU
dengan sistem solar cell umum, sedikitnya harus mengeluarkan biaya
senilai Rp15 juta. Dana tersebut untuk membeli tiang penangkap tenaga
surya, Akumulator (AKI) 12 100 Ah, tabung panel. Jika dikalkulasi secara
matematis, masih tetap ekonomis dibanding listrik PLN.
Ini bisa
diketahui dari energi listrik yang dihasilkan sebesar 100 PK ukuran
Indonesia, atau 700-900 watt. Apabila dimanfaatkan untuk menyalakan
lampu PJU bisa bertahan sampai 5 jam. Sementara untuk lampu dengan daya
35 watt, bisa bertahan hingga dua hari. Dan yang tidak kalah pentingnya,
panel solar cell ini akan bertahan hingga 25 tahun, meskipun tanpa
dibersihkan.
“Hanya saja, untuk AKI atau baterainya yang biasanya
kalah. Mungkin bisa bertahan sampai dua tahun, tergantung dari
pemakaian. Jika, ingin lebih awet, maka penggunaanya harus selalu rutin,
seperti halnya AKI pada kendaraan,” terang Rizqi.
Lalu seperti
apa sistem kerja solar cell tersebut. Riqzi memaparkan, solar cell
mengambil cahaya matahari dengan cara diserap. Kemudian energi tersebut
dimasukkan ke dalam baterai atau AKI penyimpanan. Regulator sebagai
piranti yang berfungsi sebagai regulator. Dari situlah, energi listik
dihasilkan.
“Energi listrik yang dihasilkan solar cell be inilah
berupa arus DC, kalau mau dimanfaatkan untuk rumah tangga, maka harus
diubah menjadi arus AC. Untuk mengubahnya, harus ditambah dengan Power Inverter, bisa dengan daya 300 watt. Setelah itu, sudah bisa
dimanfaatkan untuk menyalakan kipas angin, maupun teleivisi,” beber
Rizqi.
Ke depan, Rizqi berharap rakitan solar cell pelajar SMKN 1
Kota Kediri bisa mengatasi persoalan listrik di daerah terpencil, yang
jauh dari jangkauan listrik PLN. Oleh sebab itu, dia beserta teman
sekolahnya akan bekerja keras mengembangkan penelitian tersebut.
Hasil
karya para pelajar SMKN 1 Kota Kediri ini mendapat apresiasi yang
tinggi dari Wakil Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar. Dia berharap, ke
depan seluruh penerangan di Kota Kediri bisa memanfaatkan sistem solar
cell, hasil karya para pelajar SMK.
Bahkan, untuk mendukung
penelitian yang dilakukan oleh para pelajar SMKN 1 Kota Kediri, Abdullah
memberikan sebagian dari gajinya sebagai Walikota kepada para pelajar
yang sudah berhasil tersebut. Dukungan tersebut, diharapkan
sebagai semangat kepada para pelajar agar lebih mematangkan
penelitiannya dan terus menciptakan hal baru demi kesejahteraan
masyarakat.