Energi Magnet Marsianto Gunawan
Berangkat dari keprihatinan krisis energi di tanah air sekaligus
keinginan untuk memajukan produk nasional, Marsianto Gunawan, penemu
energi vakum sekaligus Presiden Direktur PT Dunia Terang Lestari (PT.
TDL) berhasil menciptakan penemuan energi baru terbarukan berupa energi
hemat listrik.
Menurut pria kelahiran Surabaya 30 November 1968 ini, hasil temuan tersebut berhasil dicapai setelah ia gigih melakukan uji coba selama lebih dari 10 tahun lalu. Begitu juga dengan biaya. Gunawan rela mengeluarkan kocek yang tidak sedikit.
"Uji coba sistem ini banyak gagalnya. Saya hitung ada 620 kali gagal selama saya melakukan uji coba. Abis kijang mobil dua untuk uji coba baterai 220 volt habis 1 miliar," ujar alumni SMA N 2 Solo ini dalam acara peluncuran Pulau Mandiri Energi di Pulau Putri Barat, Kepulauan Seribu, Ahad (9/11/2012).
Alumni Universitas Tritunggal ini mengaku, hasil temuanya tersebut merupakan pengembangan hasil temuan penemu gelombang listrik Nikolas Tesla. Banyak keunikan pada sistem energi ini. Selain hemat, sistem ini juga tidak menimbulkan panas. Bahkan, jika tersentuh tidak menimbulkan sengatan.
"Energi ini sangat kuat, akurat dan hemat. Hukum listrik nyetrum itu gugur, karena 220 volt hasil energi ini gak nyetrum. Untuk petir juga aman, karena petir itu arus DC, nah energi ini DC, jadi kawan. Dan Energi yang dihasilkan tidak menyebabkan panas," ujarnya. "Dan ini sudah terbukti, bola lampu dimasukan ke air, tidak ada konsleting, bahkan tidak nyetrum. Padahal air konduktor tercepat".
Gunawan memaparkan, penghematan sistem ini bisa terjadi karena tidak membutuhkan energi lain. Sistem ini hanya menggunakan partikel udara dan medan magnet.
"Magnet itu ada di kutub utara dan kutub selatan. Kalau dipotong ga bisa lagi. Di sana sudah ada kehidupan. Seperti nyawa kita. Tapi kalau putus cinta bisa disambung. Nah di tengah-tengah sisi ada apa?, itu energi. Nah, energi itu sekarang melewati kutub utara dia akan berputar ke kutub selatan. Ketika terjadi gesekan kutub utara dan kutub Selatan dia akan nyebar menghasilkan energi. Nah, energi itu yang disalurkan ke baterai. Semakin cepat putaran semakin tinggi energi yang dihasilkan dan semakin cepat mengisi batrey," paparnya.
Cara Kerja Energi
Cara kerja sistem energi vakum ini pun relatif sederhana. Untuk menghasilkan sistem energi hemat listrik ini, Gunawan hanya membangun sebuah instalasi yang terdiri dari tiga gulungan kawat yang mengelilingi beberapa magnet. Jika medan magnet berputar, maka akan menghasilkan energi listrik arus searah (DC).
"Sistem energi ini tidak ada voltasenya. Jadi enggak masalah. Enggak akan meledak. Mau diisikan kemanapun, dia menyesuaikan. Sistemnya, ini energi vakum. Kita bukan blue energy. Ini sudah dipatenkan. Ini sudah akurat, apalagi SNI, 220 voltase bisa dibawa kemana-mana," ujarnya.
Keunggulan
Sistem energi ini, lanjut Gunawan, selain menghasilkan arus searah, juga dapat menghasilkan arus bolak-balik (AC). Namun jika arus bolak-balik, sistem ini akan menghasilkan energi listrik yang cukup tinggi. Sehingga, Gunawan lebih memilih arus searah. Sebab, selain aman, juga dapat tersimpan melalui baterai atau accu.
"Baterai ngedrop isi ulang atau non isi ulang bisa diisi lagi. Mau baterai handphone maupun berbagai macam baterai. Apalagi baterai baru. Jika untuk mengisi ulang aki, misalnya 10 ampere dia dapat mengisi ulang 100 aki biasa," ujarnya.
Untuk menggerakan instalasi ini, tambah Gunawan, kita tidak membutuhkan bahan bakar fosil. Oleh karena itu, energi ini sangat hemat, karena yang dibutuhkan hanya accu (aki) sebagai pemantik, atau pemicu arus.
"Aki itu hanya pemicu, dia hanya sebagai pemicu atau pemantik. Saat isi ulang baterai, ion negatif akan mendorong ion positif keluar," ucap Gunawan.
Untuk menghemat energi, Gunawan memodifikasi arus searah ini agar bisa dialirkan ke dalam accu (aki), sehingga dapat disimpan dan mengisi ulang secara otomatis.
"Negara kita ini belum merdeka energi, makanya saya coba cari solusi yang dapat bermanfaat di masyarakat. Karena energi magnet utara dan selatan itu abadi. Jadi energi ini tidak akan habis. Misalnya 1 ton magnet itu bisa menghasilkan 1 juta watt," imbuhnya.
Kelemahan
Tak ada yang sempurna. Energi hemat listrik ini pun memiliki kelemahan. Energi ini tidak bisa langsung digunakan pada empat barang elektronik, yakni freezer, AC, kipas angin dan mesin cuci.
"Ini bisa digunakan tapi butuh inverter DC ke AC. Sistem ini kalau untuk mesin elektronik panas justru cepat, seperti mesin las, setrika dll," tambah Gunawan.
Hasil Uji CobaUji coba energi hemat listrik telah dilakukan di Pulau Putri Timur. Di pulau tersebut, terdapat 500 titik aliran listrik. Uji coba membuktikan penggunaan energi yang ditemukan Gunawan membuat penggunaan listrik lebih hemat, terutama dalam penggunaan lampu LED.
Jika biasanya menggunakan lampu Phillips 9 Watt 600 Lumens, dengan energi ini, kita kita cukup memakai lampu Phillips 6 Watt dengan Lumens yang sama.
"Jadi super hemat. Kalau pakai lampu LED ini, tagihan kwh dengan penggunaan Waat dibawah 6, itu kenanya 0,25 rupiah," tandas Gunawan. (Riz)
Menurut pria kelahiran Surabaya 30 November 1968 ini, hasil temuan tersebut berhasil dicapai setelah ia gigih melakukan uji coba selama lebih dari 10 tahun lalu. Begitu juga dengan biaya. Gunawan rela mengeluarkan kocek yang tidak sedikit.
"Uji coba sistem ini banyak gagalnya. Saya hitung ada 620 kali gagal selama saya melakukan uji coba. Abis kijang mobil dua untuk uji coba baterai 220 volt habis 1 miliar," ujar alumni SMA N 2 Solo ini dalam acara peluncuran Pulau Mandiri Energi di Pulau Putri Barat, Kepulauan Seribu, Ahad (9/11/2012).
Alumni Universitas Tritunggal ini mengaku, hasil temuanya tersebut merupakan pengembangan hasil temuan penemu gelombang listrik Nikolas Tesla. Banyak keunikan pada sistem energi ini. Selain hemat, sistem ini juga tidak menimbulkan panas. Bahkan, jika tersentuh tidak menimbulkan sengatan.
"Energi ini sangat kuat, akurat dan hemat. Hukum listrik nyetrum itu gugur, karena 220 volt hasil energi ini gak nyetrum. Untuk petir juga aman, karena petir itu arus DC, nah energi ini DC, jadi kawan. Dan Energi yang dihasilkan tidak menyebabkan panas," ujarnya. "Dan ini sudah terbukti, bola lampu dimasukan ke air, tidak ada konsleting, bahkan tidak nyetrum. Padahal air konduktor tercepat".
Gunawan memaparkan, penghematan sistem ini bisa terjadi karena tidak membutuhkan energi lain. Sistem ini hanya menggunakan partikel udara dan medan magnet.
"Magnet itu ada di kutub utara dan kutub selatan. Kalau dipotong ga bisa lagi. Di sana sudah ada kehidupan. Seperti nyawa kita. Tapi kalau putus cinta bisa disambung. Nah di tengah-tengah sisi ada apa?, itu energi. Nah, energi itu sekarang melewati kutub utara dia akan berputar ke kutub selatan. Ketika terjadi gesekan kutub utara dan kutub Selatan dia akan nyebar menghasilkan energi. Nah, energi itu yang disalurkan ke baterai. Semakin cepat putaran semakin tinggi energi yang dihasilkan dan semakin cepat mengisi batrey," paparnya.
Cara Kerja Energi
Cara kerja sistem energi vakum ini pun relatif sederhana. Untuk menghasilkan sistem energi hemat listrik ini, Gunawan hanya membangun sebuah instalasi yang terdiri dari tiga gulungan kawat yang mengelilingi beberapa magnet. Jika medan magnet berputar, maka akan menghasilkan energi listrik arus searah (DC).
"Sistem energi ini tidak ada voltasenya. Jadi enggak masalah. Enggak akan meledak. Mau diisikan kemanapun, dia menyesuaikan. Sistemnya, ini energi vakum. Kita bukan blue energy. Ini sudah dipatenkan. Ini sudah akurat, apalagi SNI, 220 voltase bisa dibawa kemana-mana," ujarnya.
Keunggulan
Sistem energi ini, lanjut Gunawan, selain menghasilkan arus searah, juga dapat menghasilkan arus bolak-balik (AC). Namun jika arus bolak-balik, sistem ini akan menghasilkan energi listrik yang cukup tinggi. Sehingga, Gunawan lebih memilih arus searah. Sebab, selain aman, juga dapat tersimpan melalui baterai atau accu.
"Baterai ngedrop isi ulang atau non isi ulang bisa diisi lagi. Mau baterai handphone maupun berbagai macam baterai. Apalagi baterai baru. Jika untuk mengisi ulang aki, misalnya 10 ampere dia dapat mengisi ulang 100 aki biasa," ujarnya.
Untuk menggerakan instalasi ini, tambah Gunawan, kita tidak membutuhkan bahan bakar fosil. Oleh karena itu, energi ini sangat hemat, karena yang dibutuhkan hanya accu (aki) sebagai pemantik, atau pemicu arus.
"Aki itu hanya pemicu, dia hanya sebagai pemicu atau pemantik. Saat isi ulang baterai, ion negatif akan mendorong ion positif keluar," ucap Gunawan.
Untuk menghemat energi, Gunawan memodifikasi arus searah ini agar bisa dialirkan ke dalam accu (aki), sehingga dapat disimpan dan mengisi ulang secara otomatis.
"Negara kita ini belum merdeka energi, makanya saya coba cari solusi yang dapat bermanfaat di masyarakat. Karena energi magnet utara dan selatan itu abadi. Jadi energi ini tidak akan habis. Misalnya 1 ton magnet itu bisa menghasilkan 1 juta watt," imbuhnya.
Kelemahan
Tak ada yang sempurna. Energi hemat listrik ini pun memiliki kelemahan. Energi ini tidak bisa langsung digunakan pada empat barang elektronik, yakni freezer, AC, kipas angin dan mesin cuci.
"Ini bisa digunakan tapi butuh inverter DC ke AC. Sistem ini kalau untuk mesin elektronik panas justru cepat, seperti mesin las, setrika dll," tambah Gunawan.
Hasil Uji CobaUji coba energi hemat listrik telah dilakukan di Pulau Putri Timur. Di pulau tersebut, terdapat 500 titik aliran listrik. Uji coba membuktikan penggunaan energi yang ditemukan Gunawan membuat penggunaan listrik lebih hemat, terutama dalam penggunaan lampu LED.
Jika biasanya menggunakan lampu Phillips 9 Watt 600 Lumens, dengan energi ini, kita kita cukup memakai lampu Phillips 6 Watt dengan Lumens yang sama.
"Jadi super hemat. Kalau pakai lampu LED ini, tagihan kwh dengan penggunaan Waat dibawah 6, itu kenanya 0,25 rupiah," tandas Gunawan. (Riz)